BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Perubahan-perubahan yang
segera terjadi sesudah kelahiran sebagai akibat perubahan lingkungan dalam
uterus ke luar uterus. Maka bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi,
mekanik dan termik. Hasil perangsangan ini membuat bayi akan mengalami
perubahan metabolik, pernafasan , sirkulasi dan lain-lain. Hal ini untuk
mengenal / menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera yang
berhubungan dengan bayi baru lahir.
Sehingga dengan di buatnya
makalah ini kami lebih mengerti secara detail tentang transisi kehidupan janin
dari intra ke ekstra uteri.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
· Bagaiamana proses transisi kehidupan janin dari
intra ke ekstra uteri?
· Bagaimana system sirkulasi darah di pengaruhi dari
transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:
· Untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen
pembimbing
· Sebagai bahan acuan sebagai seorang calon bidan
dalam mengamati transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri
· Untuk menambah pengetahuan yang lebih mendetail.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembentukan Darah Janin
Pembentukan darah janin memerlukan persediaan Fe dalam hati, limpa, dan sum-sum
tulang ibu. Pada permulaan, sel darah janin dibentuk oleh kantung yolk dalam
bentuk megaloblas. Selanjutnya darah janin dibentuk oleh hati dan sumsum tulang
dalam bentuk megalosit dan makrosit. Normosit dibuat setelah aktifitas penuh
sumsum tulang.
Fetal hemoglobin (F) mempunyai kemampuan unutk mengikat O2 dalam konsentrasi
tertentu dari darah ibu dan dengan mudah dapat melepaskan CO2 ke darah ibu.
Menjelang persalinan janin membuat Adult Hemoglobin (A) sebagai persiapan
kelahiran sehingga dapat menghisap O2 dengan pernapasan yang telah aktif.
2.2 Peredaran Darah Janin
Struktur anatomi khas
sirkulasi fetal, paru tidak berfungsi selama kehidupan fetal dan hati hanya
berfungsi sebagaian, maka tidak perlu bagi jantung fetus untuk memompa banyak
darah baik melalui paru atau hati. Sebaliknya jatung fetus harus memompa darah
dalam jumlah yang besar melalui plasenta. Oleh karena itu, susunan anatomi
sistem sirkulasi fetal bekerja sangat berbeda dengan sistem sirkulasi orang
dewasa.
Darah janin dialirkan ke
placenta melalui aa, umbilacales dan disini di muat dengan bahan makanan
berasal dari darah ibu. Darah ini masuk ke dalam badan janin melalui vena
umbilicalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin. Cabang
yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kmeudian
diangkut melalui vena hepatica ke dalam vena cava inferior.cabang satunya ialah
:
Ductus venosus Arantii yang langsung masuk ke dalam
vena cava interior.
Dengan demikian vena cava inferior setelah di masuki
darah v. hepatica dan darah ductus venosus arantii mengandung darah bersih,
tapi dicampuri “ darah Kotor “ dari anggota bawah janin.
Darah dari v. cava inferior
setelah masuk kedlam serambi kanan sebagaian masuk ke serambi kiri melalui
foramen ovale, dan sebagaian mengalir ke dalam bilik kanan bersama-sama dengan
darah vena cava superior yang membawa darah dari kepala dan anggota atas.
Darah dari bilik kanan masuk
ke a. pulmonalis, tetapi sebelum sampai ke paru-paru sebagaian dialirkan ke
aorta melalui ductus arteriosus botalli. Sebagaian kecil pergi keparu-paru dan
melalui vena pulmonalis masuk keserambi kiri dan bersama dengan darah dari vena
cava inferior masuk ke dalam bilik kiri, dan terus ke aorta.
Darah yang keparu-paru bukan
untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang sedang
tumbuh. Darah Aorta disebarkan ke alat-alat badan, tatapi darah banyak menuju
kea a. hypogastricae ( cabang dari art. Iliaca communis ) lalu kea a.
umbilicales dan selanjutnya ke placenta.
Jadi darah yang berdar kejanin
selalu bersifat “ darah campuran “ dan isi vena cava inferior lebih bersih dari
isi aorta.
2.3 Transisi pada Sistem Sirkulasi Darah
Setelah anak lahir, maka karena anak bernafas terjadilah penurunan tekanan art.
Purmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru. Dengan demikian
paru-paru akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru akan mengecil dan
seolah-olah darah akan terhisap oleh paru-paru. Ductus arteriosus Botalli
tertutup 1-2 menit setelah anak bernafas.
Dengan
terguntingnya tali pusat, maka darah dalam v cava inferior berkurang dan dengan
demikian juga tekanan dalam serambi kanan berkurang, sebaliknya tekanan dalam
serambi kiri bertambah karena darah yang datang dari paru-paru bertambah,
akibatnya ialah penutupan foramen ovale.
Sisa ductus arteriosus
bottalli disebut ligamentum arteriosus dan dari ductus venosus arantii menjadi
legamentum vesico umbilicale laterale kiri dan kanan. Dengan demikian, setelah
bayi lahri, kebutuhan oksigen akan dipenuhi oleh udara yang dihisapnya dan
kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna melalui proses pencernaan.
Telah di katakan bahwa O2 janin rendah dibandingkan dengan orang dewasa.
Untuk mengimbangi keadaan ini
peredaran darah janin lebiuh cepat, kadar Hb janin tinggi ( sampai 18 gr% ) dan
erythrocytnya banyak ( 5,5 juta per mm ).
Hb janin sedikit berbeda dari
Hb oang dewasa
Hb, janin terutama terbuat dalam hati sedangkan Hb ,
orang dewasa pada sumsum merah.
Hb, janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2dari
pada darah orang dewasa.
Hb, janin baru di ganti
seluruhnya oleh Hb, biasa pada umur 4 bulan atau lebih.
Selama janin dalam rahim
ternyata ia sudah melakukan pergerakan pernafasan . pergerakan ini rupanya
perlu untuk perkembangan pembuluh darah paru-paru, jadi pernafasan setelah anak
lahir , sebetulnya hanya lanjutan gerakan pernafasan intrauterin.
Perubahan Primer resistensi vascular paru dan sistemik waktu lahir meliputi:
1.
Hilangnya aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta yang kira-kira dua
kali lipat resistensi vascular sistemik waktu lahir.
2.
Resistensi vascular paru sangat banyak menurun akibat pengembangan paru.
3.
Penutupan foramen ovale.
2.4 Transisi pada Darah
Pada umumnya bayi baru lahir (BBL) dilahirkan dengan nilai Hemoglobin (Hb) yang
tinggi. Hemoglobin F adalah Hb yang dominan pada periode janin, namun akan
lenyap pada satu bulan pertama kehidupan selama beberapa hari pertama. Nilai Hb
akan meningkat sedangkan volume plasma akan menurun, akibatnya hematokrit
normal hanya pada 51-56% neonatus. Pada saat kelahiran meningkat dari 3%
menjadi 6% , pada minggu ke tujuh sampai minggu ke Sembilan setelah bayi baru
lahir akan turun perlahan. Nilai Hb untuk bayi berusia 2 bulan rata-rata 12
g/dl.
Factor-faktor yang mempengaruhi nilai hemoglobin pada bayi baru lahir:
1.
Waktu pengkleman tali pusat.
2.
Pencapaian oksigen adekuat yang lebih cepat membuat penutupan struktur janin.
3.
Posisi bayi baru lahir segera setelah lahir.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peredaran darah janin berbeda
dengan orang dewasa,hal ini dikarenakan, pada janin organ vital untuk
metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat
gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta.
Transisi kehidupan janin dari
intra ke ekstra uteri terjadi pada sistem pernafasan, sistem sirkulasi darah
dan perubahan darah sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar
uterus serta beberapa refleksi yang ada pada saat lahir. Hal ini hanya
berlangsung sampai beberapa bulan dan kemudian menghilang.
3.2 Saran
Sebaiknya kita sebagai bidan
harus lebih mengetahui sirkulasi darah janin dan bayi Karena apabila terdapat
kasus yang berhubungan dengan sirkulasi darah janin dan bayi, maka kita sudah
lebih mengetahui dan dapat mengatasi kasus tersebut, sesuai dengan pendidikan
yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Coad, Jane. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan.
Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
Mira, Dwi. 2009. Buku Ajar Biologi Reproduksi.
Jakarta: EGC.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada masa
Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar